Penyimpanan Komoditi

Ulat Tepung Terigu

Lakukan fumigasi menggunakan Fumilikuid untuk menghilangkan kutu dan hama pada tepung terigu, karena kutu dan telurnya berukuran kecil yang bahkan tidak terlihat.

Membeli tepung terigu dalam jumlah besar biasanya sering dilakukan para pelaku industri berbasis tepung atau konsumsi rumahan. Ide ini bisanya dilakukan untuk menghemat belanja. Namun demikian, Anda harus memperhatikan proses penyimpanan yang tepat untuk mencegah tepung terigu rusak atau timbul ulat. Alih-alih berhemat, justru yang terjadi adalah melakukan pemborosan.

 

Bahaya Menyimpan Tepung Terigu Sembarangan

Dari sekian banyaknya tepung terigu yang dibeli, sudah jadi barang tentu tidak semua terigu akan digunakan sekali waktu, khususnya pada konsumsi rumahan. Jika setelah digunakan terigu masih banyak sisa, sebaiknya simpanlah terigu dengan cara yang benar. Penyimpanan terigu yang sembarangan bisa menimbulkan aroma tengik pada tepung, bahkan bisa memunculkan serangga yang biasa dikenal dengan kutu atau ulat tepung terigu. Kemunculan ulat Inilah yang kerapkali menjadi salah satu masalah yang dialami para pelaku industri berbasis tepung terigu atau pada konsumsi rumahan.

Kutu terigu sering disebut ulat karena siklus hidupnya yang memang berawal dari larva. Ia bertelur sebanyak 300 hingga 400 butir selama sekitar 5-6 bulan atau kira-kira 2-3 telur per hari. Dalam kurun waktu 5-12 hari, telur-telur ini akan berubah menjadi larva putih kekuningan berbentuk silindris. Periode larva berlangsung sekitar 22-100 hari sebelum akhirnya menjadi larva dewasa atau pupa (pupae) mungil.

Dalam seminggu, pupa mungil ini akan berubah menjadi pupa dewasa hingga sekitar 8 hari sebelum akhirnya menjadi kutu dewasa. Pupa inilah yang bentuknya seperti ulat dan nyaris samar, karena warna tubuhnya yang putih dan gempal. Seluruh siklus totalnya perlu waktu 7-12 minggu. Sementara, kutu dewasa bisa bertahan hidup hingga 3 tahun, bahkan lebih di dalam tepung terigu.

Jika sudah mengkontaminasi, jenis serangga ini akan sangat cepat berkembang biak. Ia memang tidak menggigit dan merusak bahan lainnya, bahkan bisa hilang jika tepung sudah berada di suhu panas yang tinggi. Namun, Anda tetap harus berhati-hati, kutu atau ulat dalam jumlah yang banyak ini bisa meninggalkan jejak feses yang banyak dan berpotensi membawa bahaya mikrobiologis dan membuat tepung menjadi tidak higienis lagi. Akibat yang sering muncul pada yang mengkonsumsinya adalah masalah pencernaan, seperti diare, mual, nyeri perut, dan sebagainya yang tidak berlangsung lama.

 

Tips Penyimpanan Tepung Terigu Agar Tidak Berulat

Untuk menghindarkan tepung terigu dari ulat atau kutu yang bisa mengkontaminasinya, sebaiknya lakukan penyimpanan tepung terigu dengan cara yang tepat. Berikut ini kami berikan beberapa tips penyimpanan tepung terigu agar terhindar dari jamur, kutu, ulat, dan bakteri lainnya yang dapat mengkontaminasi.

  1. Simpan di suhu rendah

Jenis kutu pada tepung terigu ini sangat menyukai suhu lingkungan sekitar 30°C dan perkembangbiakannya akan semakin cepat pada sekitar suhu ini. Namun, mereka tidak tumbuh dan berkembang biak pada suhu di bawah 18°C. Karenanya, simpanlah tepung terigu pada lemari es, baik di chiller ataupun freezer.

Agar kualitas tetap terjaga, lakukan penyimpanan pada freezer selama 48 jam. Tujuannya agar bakteri dan jamur yang mungkin sudah ada di dalam tepung akan mati dan daya simpan tepung lebih lama. Setelah disimpan dalam freezer, pindahkan tepung ke chiller agar jamur dan bakteri tidak tumbuh kembali dan tepung tetap dalam kualitas baik. Pastikan wadah kering dan air tidak masuk ke dalamnya.

  1. Hindari dari makanan beraroma tajam

Tips penyimpanan terakhir adalah dengan menjauhkan tepung terigu dari bahan makanan lainnya yang beraroma tajam, seperti daging, durian, bawang, dan sebagainya. Hal ini karena tepung memiliki sifat dapat menyerap aroma sekitar dengan baik. Jika terkontaminasi dengan aroma lain, maka bisa saja akan mempengaruhi rasa tepung terigu.

  1. Jangan dekatkan sinar matahari

Pilihlah tempat penyimpanan tepung dengan sirkulasi udara yang lancar dan terhindar dari sinar matahari langsung. Paparan sinar matahari pada tepung terigu akan membuat jamur justru bertumbuh subur, sehingga tepung lebih rentan mengalami kerusakan. Sengatan matahari langsung juga sangat mungkin membuat tekstur tepung menggumpal. Adonan bisa saja gagal karena kondisi ini.

  1. Pisahkan antara tepung baru dan tepung lama

Meski sama rupanya, semakin lama disimpan, kualitas tepung baru dan lama tentu berbeda. Karena itulah, jika akan menambah tepung lama dengan tepung yang baru, sebaiknya ditempatkan di wadah yang berbeda agar kualitas tepung baru tetap baik. Pastikan wadah tepung terigu diberi label sesuai tanggal penempatannya.

  1. Pastikan Gudang Penyimpanan Bebas Hama dan Kutu Tepung Terigu

Ini merupakan faktor yang sangat penting dalam proses penyimpanan tepung terigu dalam jumlah besar. Sebelum Anda menyimpan tepung pada gudang, pastikan Anda telah melakukan fumigasi untuk menghilangkan kutu dan hama. Ini sangat penting karena kutu adalah hewan kecil yang tidak terlihat. Gunakan produk Fumilikuid untuk melakukan proses fumigasi dan membasmi kutu dan hama yang berpotensi merusak komoditas yang disimpan pada gudang.

 

Jika Anda ada pertanyaan atau membutuhkan informasi lebih lanjut tentang produk kami, hubungi kami sekarang !

PT Panca Prima Wijaya

085313200188 / 081318939319

WhatsApp : KLIK DISINI

YouTube : KLIK DISINI

Instagram : KLIK DISINI

Facebook : KLIK DISINI