Salah satu masalah besar yang kerap dihadapi para pekerja dalam industri pertanian termasuk pelaku usaha menir dan katul adalah hama. Hama-hama ini bukan hanya menyerang bahan baku, melainkan juga menyerang gudang penyimpanan, di mana komoditi sudah menjadi produk jadi. Alhasil, kerugian kerap ditanggung para pengusaha pertanian karena hasil panen yang disimpan menjadi rusak dan menurun kualitasnya akibat serangan hama.
Hama gudang ini secara umum mencakup serangga maupun mikroorganisme pengganggu lainnya. Salah satu jenis hama atau kutu pengganggu yang sering merusak komoditas pangan di gudang penyimpanan adalah Sitophilus Oryzae yang biasa dikenal dengan sebutan kutu beras. Jenis hama yang satu ini bukan hanya menyerang beras, melainkan juga komoditas pangan lainnya, seperti gandum, jagung, dan lainnya.
Berkembangnya hama gudang ini dipengaruhi oleh meningkatkan proses distribusi produk yang melibatkan perpindahan dan penyimpanan komoditi. Untuk itu, diperlukan manajemen penyimpanan yang tepat untuk menghindari atau paling tidak meminimalisasi serangan hama pada gudang penyimpanan. Manajemen penyimpanan ini meliputi suhu pada ruang penyimpanan, tata letak, pencahayaan, kebersihan, hingga pengendalian hama.
Sebagai tempat penyimpanan dalam jangka waktu lama, sudah seharusnya gudang mendapatkan perawatan yang layak. Hal ini tentu saja untuk menjaga kebersihan gudang dan menjauhkannya dari segala jenis hama yang menyerang. Pembersihan gudang secara rutin bisa menjauhkan area gudang dari penyakit berbahaya yang berasal dari hama.
Lakukan pula pembersihan gudang penyimpanan sejak awal sebelum gudang digunakan atau saat pertama kali gudang akan digunakan kembali. Usahakan, sirkulasi udara di dalam gudang penyimpanan sebaik mungkin. Bersihkan ventilasi hingga dinding-dinding gudang. Periksa kembali, apabila ada keretakan pada dinding-dinding gudang, karena bisa menjadi tempat bersarangnya hama.
Penting juga untuk menjauhkan lingkungan gudang penyimpanan komoditi pangan dari tempat pembuangan sampah dan hal-hal yang memungkinkan dihinggapi hama. Jadi, selain menjaga kebersihan bagian dalam gudang penyimpanan, penting juga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar gudang agar tidak terjadi kontaminasi silang.
Kontaminasi silang juga mungkin saja datang dari seringnya keluar masuk pegawai ke dalam gudang, misalnya untuk mengambil produk atau melakukan pembersihan secara berkala. Oleh karenanya, pegawai yang akan keluar dan masuk gudang penyimpanan, sebaiknya harus dalam keadaan bersih dan sebisa mungkin menggunakan pakaian khusus.
Penerapan First In First Out pada gudang penyimpanan juga bisa menjadi salah satu cara aman menyimpan komoditas pangan di gudang agar terlindung dari hama. Komoditas yang sudah dipanen dan disimpan lebih dulu sebaiknya tidak dicampur dengan yang baru. Jika ingin dikeluarkan, keluarkanlah terlebih dahulu dari produk yang paling lama disimpan di gudang. Dengan demikian, perkembangbiakkan hama bisa lebih dikendalikan.
Jika hama gudang sudah tidak mungkin dicegah, bukan berarti hama tidak bisa dikendalikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk pengendalian hama gudang. Salah satunya adalah dengan teknik fumigasi. Teknik ini paling umum digunakan untuk mengendalikan hama gudang dan dianggap paling ampuh, serta efektif. Termasuk prakteknya untuk komoditi pakan ternak berupa menir atau katul dimana banyak pelaku usaha memutuskan menggunakan metode fumigasi menir dengan obat kutu menir terutama obat kutu menir berformulasi fosfin cair yaitu FUMILIKUID, karena selain mengandung fosfin juga karbondioksida (CO2) sehingga menir atau katul saat disupply ke pabrik pakan ternak / feedmill tetap terjaga kualitasnya sedangkan kutu menir mati sampai ke telur kutu.
Dalam praktiknya, fumigasi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia khusus yang kemudian disebar dalam bentuk gas ke seluruh bagian dalam ruang gudang penyimpanan. Cara kerjanya adalah dengan meracuni hama yang mungkin menyerang makanan atau benda-benda di sekitar gudang. Metode ini bisa dilakukan secara outdoor maupun indoor.
Bahan kimia yang digunakan untuk teknik fumigasi ini juga biasa dikenal dengan sebutan fumigan. Fumigan yang digunakan untuk fumigasi ada berbagai macam bentuknya, mulai dari padat hingga cair. Dalam penggunaan fumigan secara indoor dianggap relatif aman bagi manusia, karena memang bahan yang digunakan sudah teruji dan hanya digunakan untuk membunuh hama. Namun demikian, petugas penyemprotan harus tetap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan fumigasi.
Teknik fumigasi hingga saat ini masih dipertahankan untuk digunakan karena keefektifannya. Bahkan, fumigasi juga bisa digunakan untuk pengendalian hama pada struktur bangunan. Hal ini dikarenakan sifat bahannya yang mampu masuk ke bagian-bagian dalam material bangunan yang memungkinkan hama terselip, khususnya dinding retak.
Jika Anda ada pertanyaan atau membutuhkan informasi lebih lanjut tentang produk kami, hubungi kami sekarang !