Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis flora dan fauna. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, negara ini dikenal sebagai salah satu negara penghasil rempah-rempah yang paling melimpah. Sejak abad ke-19, negara-negara Eropa telah melakukan perjalanan melintasi lautan untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia. Perpaduan antara iklim tropis dan intensitas curah hujan yang tinggi menjadikan Indonesia memiliki tanah yang subur sehingga berbagai jenis tanaman dapat tumbuh subur. Tidak hanya bumbu masak, umbi-umbian juga banyak dimanfaatkan sebagai produk konsumsi dan bahan baku pangan. Tanaman umbi-umbian yang paling banyak diteliti adalah Porang, sejenis tumbuhan yang mengandung glukomanan konjak. Umbi ini telah banyak diteliti oleh para ilmuwan untuk mendapatkan banyak informasi mengenai kandungan dan juga nutrisi yang ada di dalamnya.
Dalam masyarakat Indonesia, glukomanan konjak yang diekstrak dari Porang sering digunakan untuk berbagai keperluan. Umbi-umbian ini bisa diolah menjadi tepung sehingga bisa dijadikan bahan makanan lainnya. Selain itu kandungan zat lain pada tanaman ini juga dapat diaplikasikan untuk menjernihkan air menjadi isolator listrik. Untuk produk olahan makanan, tepung konjak dari tanaman Porang sering digunakan sebagai pengental es krim. Bahkan orang Jepang menggunakan bahan yang sama untuk bahan baku mie shirataki. Jepang juga salah satu negara yang paling banyak menggunakan konjak untuk mengolah berbagai jenis makanan. Ini menjadi bukti bahwa umbi porang dan konjak memiliki tempat tersendiri bagi orang-orang dari negara lain.
Zat glukomanan dalam Porang dikenal dengan nama Konjac Glucomannan (KGM). Proses ekstraksi dilakukan untuk menghilangkan kristal kalsium oksalat. Selain itu, proses ini juga dapat menghasilkan senyawa glukomanan yang merupakan salah satu jenis serat polisakarida larut yang rendah kalori dan mengandung nutrisi tinggi. Penelitian dilakukan untuk menentukan metode yang paling optimal yang dapat menghasilkan nilai rendemen tertinggi dan nilai kelembaban terendah. Metodologi yang digunakan adalah dengan membuat irisan tipis (keripik) yang kemudian dikeringkan dengan cara dijemur. Kemudian setelah kering, keripik tersebut kemudian diblender untuk mendapatkan bubuknya. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu 45 ° C dan 55 ° C selama 60 menit dengan perbandingan tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan umbi Porang dengan pelarut 1: 300 pada suhu 55 ° C merupakan metode ekstraksi yang optimal untuk mendapatkan KGM.
Jika Anda ada pertanyaan atau membutuhkan informasi lebih lanjut tentang produk kami, hubungi kami sekarang !