Sumber makanan manusia berasal dari dua sumber terbesar, tumbuhan dan hewan. Dalam perjalanan evolusi, manusia terus melakukan inovasi untuk menambah rantai makanan. Bahkan dalam satu abad terakhir, teknologi dan penelitian telah membantu manusia dalam pengolahan makanan. Cara pengolahan pangan ini memberikan banyak manfaat, salah satunya memperpanjang proses penyimpanan pangan. Selain itu, penelitian di bidang pangan juga membantu manusia untuk lebih mengenal kandungan gizi pada sumber pangan. Dalam hal ini, kita bisa melihat proses ekstraksi Talas untuk mengetahui lebih lanjut tentang umbi minor tersebut.
Di negara agraris seperti Indonesia, masyarakat memilih melakukan pertanian homogen untuk menunjang kebutuhan pangan. Beras merupakan komoditas utama karena masyarakat bergantung padanya. Sebagai makanan pokok selama berabad-abad, masyarakat Indonesia belum bisa berpaling ke sumber lain padahal masih banyak jenis umbi-umbian dan talas yang dapat digunakan sebagai pengganti makanan pokok. Proses ekstraksi bertujuan untuk melihat kandungan dan potensi lain yang dapat dijadikan sebagai sumber pangan. Pada proses ekstraksi Talas, proses ini juga membantu menurunkan kadar kalsium oksalat yang bisa menjadi penyebab rasa gatal. Kalsium oksalat juga dianggap sebagai bahan yang dapat menurunkan penyerapan kalsium dalam tubuh. Dengan menghilangkan zat yang dapat membahayakan tubuh, kita bisa mendapatkan manfaat optimal dari Talas.
Prosesnya dimulai dengan memotong talas menjadi potongan-potongan kecil, mencucinya, kemudian membiarkannya di bawah sinar matahari selama 8 menit untuk menghilangkan lapisan lendirnya. Talas kemudian dimasukkan ke dalam larutan natrium bikarbonat yang dipanaskan hingga suhu 30, 40, 50, dan 60°C. Reaksi dilakukan selama 60 menit dan setiap 20 menit diambil sampel untuk dianalisis kandungan oksalatnya. Selanjutnya talas dikeringkan pada suhu 75°C. Irisan talas kering yang diperoleh kemudian dihaluskan dan diayak dengan ayakan. Tepung tersebut kemudian dianalisis kandungan oksalatnya. Pemanasan umbi talas pada suhu 60°C dapat menurunkan kadar kalsium oksalat hingga 93,1% dari kadar awal. Pada tahap ini Talas (Mbote Taro) aman untuk dikonsumsi dan tidak menyebabkan gatal atau alergi.
Sayangnya, di negara agraris, tanaman seperti Mbote Taro sering dipandang sebelah mata karena masyarakat hanya terpaku pada satu sumber makanan. Proses ekstraksi membantu masyarakat memahami bahwa umbi minor ini juga bermanfaat sebagai produk konsumsi.
Jika Anda ada pertanyaan atau membutuhkan informasi lebih lanjut tentang produk kami, hubungi kami sekarang !