Hama gudang merupakan masalah yang cukup besar bagi para pedagang/agen yang menyimpan bahan pangannya di dalam gudang. Menurut Mitsui (1970), kerusakan atau penurunan kualitas bahan pangan, terutama bahan pokok makanan dan makanan ternak, salah satunya disebabkan oleh hama gudang.
Berbicara mengenai hama gudang, beberapa ordo yang anggotanya merupakan hama pasca panen yaitu Coleopetra, Hemiptera, dan Lepidoptera. Penelitian Munro (1966) menunjukkan bahwa ada 100 jenis serangga yang menyerang bahan simpanan dimana sekitar 20 jenis diantaranya merupakan hama yang berkembangbiak pada bahan simpanan.
Jika ditelisik lebih jauh, jenis hama pasca panen yang menyerang biji-bijian atau bahan lain di dalam gudang terdiri dari Sitophilus Oryzae, Tribolium Casteneum, Rhizopertha Dominica, Carpophilus Dimidiatus, Criptolestes Ferrugineus, Oryzaephilus surinamensis, Tenebroides mauritanicus, Sititroga cereallela, Trogoderma granarium, dan Ahasverus advena (Hill, 1990; Sembel, et al., 2002; Sodiq, 1981).
Selain itu, bagi Anda yang menyimpan makanan ternak di dalam gudang, merujuk pada penelitian S.C Rimbing (2015), terdapat 12 jenis hama pasca panen yaitu Sitophilus Zeamays, Ephestia sp., Tribolium sp., Carpophilus sp., Cryptolestes sp., Oryzaephilus sp., Ahasverus sp., Tragodermna sp., Liposcelis sp., C. Cephalonica, Acanthoscelides sp., dan Dermestes sp.
Berkurangnya kualitas, berat, dan daya kecambah biji pada bahan pangan adalah akibat yang ditimbulkan oleh hama gudang. Biasanya, hal ini disebut juga dengan susut.
Jika hama gudang ini tidak ditangani dengan baik, pemilik gudang pun harus siap menghadapi kerugian besar akibat bahan pangan yang rusak. Selain itu, misalnya, jika Anda adalah peternak dan memiliki gudang untuk menyimpan makanan ternak, memberikan makanan ternak yang kualitasnya menurun atau rusak tentu akan berdampak pada produktivitas ternak Anda. Sebut saja, berkurangnya produksi telur dari ayam.
Menurut Wahyu (1988) dalam Ilmu Nutrisi Unggas, pengolahan dan penyimpanan adalah faktor utama dari perubahan nutrisi pada bahan makanan.
Oleh karena itu, masalah hama gudang ini tidak boleh disepelekan. Jika para pedagang/agen ingin bahan pangannya berhasil didistribusikan kepada konsumen dengan aman, maka hama gudang harus menjadi perhatian utama.
Pada tulisan kali ini, Anda perlu mengetahui beberapa hama pasca panen yang kerap merusak bahan pangan di dalam gudang. Berbeda jenisnya, berbeda pula bahan pangan yang diserangnya.
Dengan mengetahui jenis hama pasca panen, Anda bisa mengenali gejala-gejala serangannya lebih dini dan juga cara pengendaliannya.
Kumbang Beras/Kutu Beras (Sitophilus Oryzae)
Gambar: pertanian.go.id
Dari namanya saja, kita mengetahui bahwa sasaran dari hama ini adalah beras. Hama ini berwarna coklat tua, bertubuh pipih, bentuk kepalanya segitiga, dan memiliki moncong yang runcing. Panjang tubuh dewasanya sekitar 3,5 - 5 mm.
Kutu beras ini dapat menghasilkan telur sebanyak 300-400 butir. Kutu beras akan melubangi tiap-tiap butir beras terlebih dahulu sedalam 1 mm kemudian meletakkan telurnya di lubang-lubang tersebut.
Jika telurnya sudah menetas, maka larvanya akan menetap dan terus menggerek lubang tersebut sebagai tempat hidupnya selama beberapa waktu. Kumbang dewasa (imago) akan menetap di dalam lubang selama kira-kira 5 hari.
Siklus hidup hama ini yaitu sekitar 28-90 hari (umumnya 31 hari), tergantung pada suhu dan kelembaban di dalam gudang.
Nah, bagaimana mengendalikan hama kutu beras ini? Anda bisa menggunakan musuh alami seperti Anisopteromalus calandrae, semut merah, dan semut hitam serta menjemur butiran beras di bawah sinar terik matahari.
Namun, jika kutu berasnya sudah terlanjur banyak, maka Anda harus melakukan fumigasi dengan obat kutu beras FUMIPHOS. FUMIPHOS akan membasmi semua kutu beras dengan tetap mempertahankan kualitas dari bahan pangan. Jangan khawatir, obat kutu beras ini sudah memiliki sertifikasi dari pihak pemerintah.
Anda juga perlu melakukan sanitasi gudang secara rutin, salah satunya dengan menggunakan insektisida SILOGUD 250 EC untuk membersihkan lantai, dinding, dan kayu-kayu dari kutu beras.
Kumbang Jagung (Sitophilus Zeamays)
Bagi pedagang besar/agen yang menyimpan banyak stok jagung, maka kumbang jagung merupakan musuh Anda. Hama ini memiliki tubuh berwarna merah tua mendekati hitam, panjang tubuh 2,5 - 4,5 mm, bermoncong panjang, dan memiliki bercak di bagian belakang tubuhnya.
Gambar: pertanian.go.id
Biji-biji jagung yang sudah masak menjadi sasaran dari hama ini. Kumbang jagung akan membuat lubang di setiap butir jagung, memasukkan telurnya ke dalam lubang, dan menutup lubang tersebut dengan zat gelatin. Setelah beberapa hari, telur akan menetas dan larvanya pun merusak bagian dalam biji jagung tersebut.
Berdasarkan penelitian S.C. Rimbing (2015), Sitophilus Zeamays merupakan hama pasca panen dengan populasi tertinggi pada makanan ternak yaitu jagung.
Untuk mengendalikannya, pastikan kelembaban gudang berada di bawah 8%. Selain itu, sebelum jagungnya disimpan di dalam gudang, alangkah baiknya untuk menjemurnya sampai kering terlebih dahulu.
Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis)
Gambar: pertanian.go.id
Hama bertubuh bulat dan bermoncong pendek ini biasanya menyerang biji kacang hijau. Ukuran tubuhnya 2,4 mm - 3 mm (jantan) dan 2,76 mm - 3,49 mm (betina). Telur yang dihasilkan bisa mencapai 700 butir.
Telur akan diletakkan pada permukaan biji kacang dan kemudian menetas setelah 3-5 hari. Larvanya akan menggerek biji-biji kacang sampai berlubang dan tinggal di dalam biji sampai menjadi imago (dewasa).
Menggunakan musuh alami Anisopteromalus calandrae dan Dinarmus basalis bisa menjadi solusi untuk mengendalikan kumbang biji. Perangkap lampu atau lem juga bisa digunakan untuk menangkap imago. Namun, jika serangannya sudah meluas di gudang, maka fumigasi perlu dilakukan, salah satunya dengan menggunakan obat kutu beras atau obat fumigan FUMIPHOS.
Rhizoperta Dominica
Gambar: inpn.mnhn.f
Ada juga Rhizoperta Dominica yang menyerang beras, gabah, jagung, sorgum, dan umbi. Hama ini dapat menghasilkan telur hingga 500 butir. Larvanya berwarna putih dan kepalanya berwarna coklat. Siklus hidupnya rata-rata 50-60 hari.
Kumbang Padi (Sitophilus Granaries)
Hama ini biasanya menyerang biji-bijian dan produk-produk lain seperti spaghetti dan makaroni. Kumbang padi dapat hidup di bawah suhu 26oC dan kelembaban 14%, dengan siklus hidup minimal 4 minggu. Panjang tubuh dewasanya yaitu 3,5 mm. Telur yang dihasilkan mencapai 200 butir.
Selain 5 hama di atas, sebenarnya ada beberapa hama pasca panen yang lain lagi seperti:
Itulah beberapa hama pasca panen yang wajib Anda ketahui sebagai pemilik gudang.
Salah satu cara untuk mencegah dan membasmi hama-hama gudang ini adalah dengan melakukan sanitasi gudang secara rutin. Anda bisa menggunakan insektisida SILOGUD 250 EC untuk membasmi hama gudang di lantai, dinding, dan kayu-kayu gudang. Uniknya, insektisida ini bisa membasmi hama yang kebal/resisten sekalipun.
Referensi: