Tempat penyimpanan komoditas pasca panen sangat penting bagi pengusaha pertanian, karena bisa meminimalkan kerugian akibat hama pasca panen atau rusaknya komoditas karena pengaruh lingkungan dan kelembapan.
Di jaman moderen ini dengan berbagai teknologi pertanian terbaru, menurut Wikipedia kerugian bisa ditekan hingga 1%, tapi jika dilakukan secara tradisional bisa menyebabkan kerugian antara 20%-100%. Hal tersebut tentu bisa menyebabkan masalah besar, baik bagi petani maupun bagi konsumen, karena suplai komoditas pangan bisa terganggu.
Untuk sangat penting untuk membangun sebuah tempat penyimpanan komoditas pangan yang bisa mencegah kerugian akibat jamur, hama serangga, burung, tikus atau berbagai infestasi hama lainnya.
Untuk pertanian dan industri pangan skala besar, ada beberapa jenis tempat penyimpanan komoditas yang umum digunakan, seperti gudang moderen dan silo.
Penyimpanan menggunakan silo
Silo adalah sebuah tempat penyimpanan komoditas pangan dengan system curah (bulk materials). Biasanya digunakan untuk bahan makanan biji-bijian dan pakan ternak. Saat ini ada tiga jenis silo yang umum digunakan, yaitu tipe menara, bunker dan karung.
Karena system silo bahan makanan disimpan dalam bentuk curah, kesulitannya adalah menyediakan mekanisme untuk membawa komoditas masuk ke silo. Biasanya menggunakan konveyor seperti sabuk konveyor, konveyor udara atau konveyor ember, atau juga bisa menggunakan auger dan hopper.
Penyimpanan menggunakan gudang
Penyimpanan komoditas dengan di gudang, bisa menggunakan system karung, curah, maupun kemasan hermetic. Untuk masing-masing system penyimpanan, tentunya gudang juga harus memiliki fasilitas yang sesuai dan dibutuhkan.
Namun untuk di Indonesia, umumnya gudang menggunakan system penyimpanan menggunakan karung karena lebih sederhana dan ekonosmis. Biasanya karusng yang digunakan adalah karung plastik, karung goni atau bahkan karun kain untuk produk-produk tertentu seperti gandum.
Baik silo maupun gudang, bukanlah system penyimpanan yang pasti anti hama, namun bisa meminimalkan serangan hama pasca panen. Sebagai contoh penyimpanan dengan menggunakan silo yang berkapasitas 20-2000 ton, jika terjadi serangan hama pasca panen seperti kutu beras atau ngengat bisa langsung dilakukan fumigasi.
Namun penggunaan silo di daerah Asia tidak lazim karena kesulitan mengendalikan kelembapan air dalam silo yang bisa menyebabkan munculnya jamur.
Untuk penanganan hama pasca panen baik di gudang maupun silo, bisa dilakukan fumigasi menggunakan obat fumigasi FUMIPHOS, yang berbahan dasar fosfin. Beberapa keuntungan fumigasi menggunakan FUMIPHOS adalah:
Anda bisa membeli obat fumigasi Fumiphos melalui toko online dengan KLIK DISINI , atau juga ke PT Panca Prima Wijaya langsung dengan menghubungi no WhatApp 085313200188 (dengan Bapak Patrick Prayoga).